Tak Hanya Perempuan, Laki-Laki Juga Rentan Terinfeksi HPV Selama ini, Human Papillomavirus (HPV) kerap dikaitkan dengan risiko kesehatan perempuan, terutama karena hubungannya dengan kanker serviks. Namun, banyak yang belum sadar bahwa laki-laki pun sama rentannya terhadap infeksi HPV. Bahkan, dalam beberapa kasus, infeksi HPV pada laki-laki bisa menimbulkan dampak kesehatan serius, termasuk meningkatkan risiko kanker.
Minimnya kesadaran ini membuat banyak pria merasa tidak perlu vaksinasi HPV atau tidak menganggap serius potensi infeksi. Padahal, menurut ahli kesehatan, memahami bahaya HPV pada laki-laki sama pentingnya seperti pada perempuan.
Apa Itu Terinfeksi HPV dan Bagaimana Cara Penularannya?
Definisi dan Karakteristik Virus HPV
Human Papillomavirus adalah virus yang terdiri dari lebih dari 100 jenis strain. Beberapa strain HPV bisa menyebabkan kutil kelamin, sedangkan yang lain berpotensi menyebabkan kanker, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker orofaring (mulut dan tenggorokan).
HPV sangat mudah menular, terutama melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seksual, baik vaginal, anal, maupun oral. Bahkan, penggunaan kondom sekalipun tidak sepenuhnya melindungi dari penularan virus ini.
“HPV adalah infeksi menular seksual paling umum di dunia. Banyak orang terinfeksi HPV tanpa menunjukkan gejala apa pun,” ujar dr. Rika Meutia, SpKK, spesialis kulit dan kelamin dari Jakarta.
Mengapa Laki-Laki Juga Harus Waspada Terhadap Terinfeksi HPV?
1. Risiko Kanker pada Pria
HPV bukan hanya ancaman bagi perempuan. Pada laki-laki, infeksi HPV dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, di antaranya:
- Kanker penis: HPV ditemukan pada sekitar 50% kasus kanker penis.
- Kanker anus: Terutama pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, risiko kanker anus akibat HPV cukup tinggi.
- Kanker orofaring (mulut dan tenggorokan): Kasus kanker orofaring akibat HPV meningkat drastis dalam satu dekade terakhir, terutama di negara maju.
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), sekitar 70% kanker orofaring disebabkan oleh infeksi HPV.
2. Kutil Kelamin
HPV tipe non-kanker (seperti HPV 6 dan 11) dapat menyebabkan kutil kelamin, yaitu benjolan kecil pada area genital yang menular dan kadang sulit diobati. Meski tidak mengancam jiwa, kutil kelamin bisa mengganggu kenyamanan fisik dan mental penderitanya.
3. Penularan ke Pasangan
Laki-laki yang terinfeksi HPV dapat menularkan virus kepada pasangannya tanpa sadar. Ini memperbesar risiko infeksi berulang, bahkan bisa berkontribusi terhadap kasus kanker serviks pada perempuan.
Faktor Risiko Terinfeksi HPV pada Laki-Laki
1. Aktivitas Seksual Berisiko
Memiliki banyak pasangan seksual atau melakukan hubungan tanpa pengaman meningkatkan risiko tertular HPV, baik pada laki-laki maupun perempuan.
2. Sistem Imun Lemah
Individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani transplantasi organ, lebih rentan terhadap infeksi HPV yang persisten.
3. Merokok
Kebiasaan merokok melemahkan sistem imun lokal di saluran napas dan saluran kelamin, sehingga memperbesar risiko infeksi HPV dan kanker terkait HPV.
Gejala Terinfeksi HPV pada Laki-Laki
1. Kutil Kelamin
Muncul dalam bentuk benjolan kecil, datar, atau seperti kembang kol di area penis, skrotum, anus, atau sekitar paha.
2. Lesi di Mulut atau Tenggorokan
Dalam kasus infeksi oral HPV, gejalanya bisa berupa sariawan yang tak kunjung sembuh, sakit tenggorokan kronis, atau benjolan di leher.
3. Tanpa Gejala
Banyak laki-laki yang terinfeksi HPV tidak menunjukkan gejala sama sekali, tetapi tetap bisa menularkan virus ke orang lain.
Pencegahan Terinfeksi HPV pada Laki-Laki
1. Vaksinasi HPV
Vaksin HPV direkomendasikan untuk laki-laki usia 9–26 tahun, dan bahkan bisa diberikan hingga usia 45 tahun berdasarkan rekomendasi dokter. Vaksin ini melindungi dari berbagai strain HPV penyebab kutil kelamin dan kanker.
Di Indonesia, kesadaran vaksinasi HPV untuk laki-laki masih rendah. Padahal, banyak negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia sudah memasukkan vaksin HPV untuk laki-laki dalam program imunisasi nasional.
2. Penggunaan Kondom
Meskipun tidak memberikan perlindungan penuh, penggunaan kondom dapat mengurangi risiko penularan HPV.
3. Gaya Hidup Sehat
Menjaga kekebalan tubuh dengan pola makan seimbang, olahraga rutin, tidur cukup, dan menghindari merokok bisa membantu tubuh lebih kuat melawan infeksi virus.
4. Edukasi dan Skrining
Meski belum ada skrining rutin untuk HPV pada laki-laki, edukasi tentang gejala dan pentingnya konsultasi medis jika muncul tanda-tanda mencurigakan sangatlah penting.
Terinfeksi HPV Bukan Hanya Urusan Perempuan
Infeksi HPV bukan hanya persoalan perempuan. Laki-laki juga berisiko terinfeksi dan mengalami komplikasi serius, mulai dari kutil kelamin hingga kanker. Sayangnya, minimnya kesadaran membuat banyak pria mengabaikan ancaman ini.