Hati-Hati! Beberapa Diet ini Berbahaya Bagi Kesehatan

Diet yang berbahaya

Sering kali ketika sedang melakukan diet seseorang akan was-was, apakah berat badannya berubah atau tidak. Hampir setiap hari menimbang berat badan, menghitung dengan kalkulator IMT, dan menggunakan metode lainnya untuk mengukur berat badannya. Agar tidak was-was dengan diet yang dilakukan, Anda harus mengenal lebih dulu beberapa jenis diet.

Terkadang diet memiliki resiko terhadap kesehatan meskipun mampu bekerja secara efektif. Hanya dalam waktu dua minggu, berat badan bisa turun hingga 5 kg. Hanya saja banyak hal yang ternyata memiliki resiko terhadap kesehatan, baik dalam jangka waktu yang pendek maupun yang panjang.

Berikut ini beberapa diet berikut ini sangat populer di telinga masyarakat, namun memiliki resiko yang harus diwaspadai. Nah, apa saja diet tersebut dan bagaimana penjelasannya?

  1. Diet Mayo

Diet ini memfokuskan pada pengubahan gaya hidup seseorang agar lebih sehat. Sayangnya, banyak orang melakukan diet mayo ini dengan salah. Pemahaman yang salah tersebut berupa anjuran untuk mengkonsumsi makanan yang rendah karbohidrat dan lemak dengan menambah menu grapefruit sebagai menu utamanya.

Dengan adanya grapefruit ini enzim pembakar lemak akan efektif bekerja sehingga menurunkan berat badan hingga  kg dalam dua minggu saja. Diet ini memang terlihat sangat efektif, namun penurunan berat badan yang terlalu drastis ini akan membuat tubuh banyak kehilangan lemak. Selain itu, cairan dan massa otot juga akan berkurang drastis, sehingga sangat beresiko terhadap kesehatan.

  1. Diet Tinggi Protein

Hampir sama dengan diet mayo yang membatasi konsumsi karbodirat, namun menggantinya dengan makanan yang mengandung protein tinggi dan buah-buahan. Konsumsi karbohidrat yang sedikit, bahkan hampir tidak sama sekali akan membuat berat badan cepat menurun.

Dari konsumsi karbohidrat yang sangat sedikit tersebut, akhirnya membuat tubuh mengeluarkan enzim pembakar lemak yang cukup besar. Hal itu terjadi karena reaksi alami tubuh untuk menghasilkan energi.

Diet ini sebenarnya aman untuk tubuh dalam jangka pendek. Namun, jangka panjangnya ada beberapa resiko yang bisa terjadi. Seperti sakit kepala, konstipasi, bahkan diet ini bisa menimbulkan naiknya kolesterol yang bisa meningkatkan resiko sakit jantung.

Bahkan dalam sebuah penelitian, diet protein bisa membuat urine mengandung kalsium. Kondisi ini bisa menyebabkan batu ginjal, dan osteoporosis. Diet ini berpotensi dalam mengganggu fungsi ginjal.

  1. Diet Shake

Diet ini mungkin belum banyak diketahui, namun ternyata menjadi diet yang sangat direkomendasikan oleh ahli kesehatan. Diet dengan mengkonsumsi susu rendah kalori ini telah dilakukan penelitian pada 2010 lalu. Hasilnya, 93 persen orang yang menderita obesitas bisa sembuh dengan penurunan berat badan yang sangat baik.

Dalam diet ini nutrisi yang masuk dalam tubuh berupa makro esensial yang sangat baik untuk tubuh. Diet ini juga mampu mengubah komposisi dalam tubuh dan memperbaiki komponen radang serta stres oksidatif. Sehingga tubuh aman dari berbagai penyakit kronik.

Bagi Anda yang sering bangun kesiangan dan melewatkan sarapan, diet ini sangat pas dicoba. Hasilnya juga bisa mengontrol berat badan dalam kondisi ideal dalam jangka waktu yang panjang.

Sebenarnya semua diet bisa sangat efektif dan membuat tubuh berubah menjadi lebih ideal. Hanya saja beberapa hal perlu diperhatikan, seperti:

  • Nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh harus bisa dipenuhi
  • Penurunan berat badan yang bertahap
  • Mengkonsumsi buah, sayur, biji-bijian, dan kacang-kacangan pengganti makanan berkalori
  • Selalu berolahraga setiap hari

Selain itu, Anda harus selalu memantau berat badan dengan menimbang dan menghitungnya dengan kalkulator IMT. Hal itu dilakukan agar usaha yang Anda lakukan bisa terlihat apakah ada perkembangannya atau tidak.

Itulah beberapa diet yang harus dipahami dengan berbagai macam resikonya. Dengan mengenal cara dan efek diet tersebut, tentunya Anda akan lebih memahami bagaimana seharusnya yang harus dilakukan.

Related posts

Leave a Reply