Tips Memilih Batu Alam Untuk Dinding Rumah Minimalis

Tips Memilih Batu Alam Untuk Dinding Rumah Minimalis

Artikel ini akan membahas tips memilih batu alam untuk aplikasi dinding rumah minimalis. Trend batu alam sedang berkembang pesat di Indonesia. Salah satu faktor pendukungnya adalah iklim, ya! Indonesia beriklim tropis.

Tak hanya itu, faktor lain adalah keindahan batu alam itu sendiri. Batu alam mempunyai sisi exciting dan keindahan yang berbeda dengan bahan lain.

Kesan alami dari batu alam dapat memancarkan aura tersendiri. Bagaimana tidak? Batu alam memiliki tekstur dan warna yang sangat beragam. Setiap jenis-jenis nya memiliki kesan natural yang berbeda-beda satu sama lain.

Kali ini tim Tokban akan memberikan tips memilih batu alam untuk dinding rumah minimalis :

  1. Perhatikan jenis batu dan aplikasinya pada Interior maupun Eksterior

Batu alam dibagi menjadi 2 jenis yaitu solid dan nonsolid. Jika jenis batunya solid, dapat dipasang untuk kedua elemen yaitu eksterior dan interior.

Contoh batu solid misalnya; batu andesit, batu pacitoroso dan lain sebagainya. Untuk kebutuhan eksterior bisa dipilih batu alam yang sesuai dengan konsep bangunan.

Sedangkan jenis non-solid, akan lebih cocok bila diaplikasikan pada elemen yang tidak terkena sinar matahari secara langsung yaitu interior.

Contoh batu non-solid misalnya; batu palimanan, batu paras jogja dan lain sebagainya.

  1. Kesesuaian batu alam dengan model dan gaya konsep rumah

Dalam pemilihan batu alam direkomendasikan penuh agar sesuai dengan tema dan konsep desain rumah.

Tips pemilihan batu alam ini, dimaksudkan supaya menjaga ciri khas suatu konsep yang diterapkan pada bangunan dan tentu nya menjaga ritme atau keserasian fasade.

– Untuk jenis bangunan bergaya minimalis, lebih dianjurkan untuk menggunakan batu alam berwarna krem dan memiliki tekstur yang polos, contohnya batu andesit dan batu templek.

– Untuk jenis bangunan bergaya mediterania, akan lebih baik menggunakan batu alam  yang memiliki kesan elegan, tetapi kokoh, contohnya batu pacitoroso, bali green, palimanan, dan paras jogja.

– Untuk jenis bangunan bergaya tropis, akan lebih baik menggunakan batu alam yang berwarna krem, atau gelap, contohnya andesit, templek dan batu lain yang sejenis.

– Untuk jenis bangunan bergaya tradisional, lebih dianjurkan untuk menggunakan bahan batu alam yang memiliki sifat lebih alami, contohnya batu kali pecah, batu candi, batu salagedang, batu purwakarta, dan batu bronjol.

Batu alam tersebut disusun secara acak sehingga terlihat alami. Misalnya konsep rumah bali, biasanya menggunakan batu alam yang sangat khas, contohnya batu palimanan, batu candi dan biasanya diberikan aksen batu marmer alur berwarna krem.

  1. Memilih batu alam yang sesuai dengan budget

Dalam pemilihan batu alam haruslah berdasarkan anggaran yang ada. Batu alam akan lebih mahal harganya jika fisik nya lebih solid.

Selain jenis batu, pola pemasangan juga menentukan tinggi dan rendahnya harga yang ditawarkan.

Maka dari itu, anda dianjurkan untuk melakukan survey terlebih dahulu. Apabila anggaran anda terbatas, anda bisa mengkombinasikan batu alam yang mahal dengan yang murah.

Jika anggaran terbatas, pilihlah batu templek, baik templek purwakarta, salagedang, dan garut, agar terlihat berkesan lebih menyeni, pilih pola pemasangan acak dan susun sirih.

  1. Gunakan semen khusus batu alam, dan gunakan coating yang sesuai jika diperlukan

Berbeda dengan keramik pada umumnya, batu alam cenderung berukuran lebih besar, berat dan lebih tebal.

Sehingga, dalam pemilihan perekat batu alam yang akan digunakan, hendak berhati-hati.

Sekarang ini, banyak beredar semen khusus yang digunakan untuk adukan atau spesi, contohnya produk dari Drymix.

Semen khusus tersebut memang harganya relatif mahal jika dibandingkan dengan semen biasa dan pasir.

Namun, menggunakan semen khusus tersebut, hasilnya akan lebih baik, batu tidak akan mudah lepas dari permukaan yang ditempeli nya.

Sedangkan coating , bertujuan untuk melindungi batu alam dari cuaca dan kotoran. Untuk penggunaan batu alam interior, maka tidak perlu untuk dicoating. Tetapi untuk penggunaan batu alam eksterior, maka perlu untuk dicoating.

Coating ada 2 jenis, yaitu doff atau glossy. Doff melapisi batu agar terlihat blur atau buram, sedangkan glossy membuat batu terlihat mengkilap.

  1. Perhatikan perawatan batu alam yang mudah dan anda mampu melakukannya

Batu alam yang diaplikasikan untuk elemen eksterior rumah, sangat rentan terhadap kondisi cuaca.

Tak hanya eksterior, tidak menutup kemungkinan batu alam pada elemen interior juga demikian.

Jamur dan lumut dapat menyebabkan batu terlihat kusam dan tidak terawat. Maka dari itu, agar kondisinya tetap baik dan selalu prima, dibutuhkan perawatan pada batu alam secara rutin dan berkala.

Tips dari kami, untuk batu alam yang diaplikasikan untuk elemen eksterior, sebaiknya dilakukan perawatan secara berkala.

Perawatan tersebut salah satunya adalah meng-coating setiap 6 bulan sekali. Jika cuacanya di daerah anda sangat ekstrim, bisa memberi coating dibawah 6 bulan sekali.

Contoh produk coating batu alam adalah Propan Stone Care dan sebagainya. Untuk elemen interior, coating cukup dilakukan setiap 1 tahun sekali saja.

Untuk batu alam yang tidak diberi lapisan coating, maka perawatannya cukup dibersihkan dengan cara digosok dan disikat menggunakan deterjen.

Pada elemen interior, batu alam cukup dibersihkan dengan penyedot debu atau vacuum cleaner, guna menghilangkan debu-debu yang akan mengakibatkan penampilan batu menjadi kusam dan lumutan.

Itulah tadi beberapa tips memilih batu alam untuk dinding rumah minimalis, semoga info / artikel ini bisa sedikit bermanfaat.

Related posts