Indikator Air Minum Bersih Secara Mikrobiologis

Indikator Air Minum Bersih Secara Mikrobiologis

Air adalah kebutuhan dasar yang digunakan sehari-hari, baik sebagai air minum, masak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, agar kita terhindar dari penyakit. Air juga merupakan sumber dan media perkembangbiakan bermacam-macam penyakit seperti diare, kolera, disentri, hepatitis A, thypus, cacingan.

Peranan air pada terjadinya penyakit menular dapat bermacam-macam seperti; air sebagai penyebab mikroba patogen, air sebagai sarang insekta penyebar penyakit, atau jumlah yang tersedia tidak mencukupi, sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik, dan air sebagai sarang sementara penyakit. Dalam kedaruratan kurangnya air bersih, sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan dapat menimbulkan penyakit yang kemudian menjadi wabah. Penyakit kolera dapat terjadi karena buruknya sanitasi dan padatnya manusia. [1] Terlebih lagi air untuk konsumsi kita sehari-hari untuk minum, kita harus memilah air mi9num yang berkualitas dan terbebas dari segala macam penyakit. Untuk kepentingan masyarakat sehari-hari, persediaan air harus memenuhi standar  serta  membahayakan kesehatan manusia.

Salah satu indikator yang paling berpengaruh adalah indikator mikrobiologis. Berikut indikator air minum bersih secara mikrobiologisnya. Indikator organisme yang dipakai sebagai parameter mikrobiologi digunakan bakteri coliform (indicator organism). Secara laboratoris total coliform digunakan sebagai indikator adanya pencemaran air bersih oleh tinja, tanah atau sumber alamiah lainnya. Sedangkan fecal coliform (coliform tinja) digunakan sebagai indikator adanya pencemaran air bersih oleh tinja manusia atau hewan. Parameter mikrobiologi tersebut dipakai sebagai parameter untuk mencegah mikroba patogen dalam air minum.

Berdasarkan jumlah bakteri coliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air (Most Probability Number/MPN), kondisi air dibagi kedalam beberapa golongan sebagai berikut (Chandra, 2007) :

  1. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri coliform dan patogen atau zat kimia beracun.
  2. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN < 50/100 cc
  3. Air dengan penjernihan lengkap; MPN < 5000/100 cc
  4. Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN > 5000/100 cc
  5. Air dengan penjernihan khusus (water purification); MPN > 250.000/100 cc
  6. MPN mewakili Most Probable Number, yaitu jumlah terkaan terdekat dari bakteri coliform dalam 100 cc air.

Tes dengan mikroorganisme indikator adalah yang paling umum dan dapat dilaksanakan secara rutin. Tes mikroorganisme untuk air minum yang biasa dilakukan adalah tes bakteri total Coliform, tes coli total dan tes E. coli. Tes bakteri total memberikan hasil mengenai jumlah semua bakteri yang ada dalam sampel, sehingga hasil kurang spesifik. Karena bakteri yang teranalisa bukan hanya berasal dari bakteri tinja melainkan juga dari bakteri-bakteri tanah, tanaman dan sebagainya. Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Bakteri Coliform adalah bakteri berbentuk batang, Gram negatif, tidak membentuk spora, aerob dan fakultatif yang merugikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam suhu 35 0C.

 Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberadaan organisme golongan coli (coliform) sebagai indikator yang paling umum. Walaupun hasil pemeriksaan bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen. Sesuai Permenkes Nomor 492 Th 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, ditetapkan bahwa air yang akan dipergunakan sebagai air minum dalam 100 ml air, total coliform tinja harus nol, dan apabila untuk air bersih ditetapkan total Coliform 50/100 ml untuk bukan air perpipaan dan 10/100 ml untuk air perpipaan. [3]

Maka dari itu kita harus memilih minuman berkualitas dan bersih untuk kita konsumsi sehari-hari, disarankan untuk memilih air minum kemasan yang terpercaya akan kualitas mulai dari pemilihan sumber mata air sampai pengolahan yang higienis. Seperti AQUA, yang berasal dari 17 sumber air pegunungan di Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Dari sana, proses penyaringan alami dari batu-batuan vulkanis terjadi. Itulah yang menyebabkan kandungan mineral di dalam air AQUA, sehingga kemurnian mineral AQUA tidak perlu diragukan. Tak lupa, AQUA juga melindungi ekosistem di sekitar sumber mata air. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi kealamian mineral dan keberlangsungan sumber air.

Dalam menentukan sumber air minum, AQUA melakukan analisis minimal satu tahun untuk memilih sumber air yang dapat diolah menjadi air minum yang aman, bersih, tidak berasa, dan tidak berbau. Itu belum cukup. AQUA masih melakukan 400 kali lebih pemeriksaan kualitas berikutnya supaya memastikan air tetap berkualitas. Dengan demikian, keamanan air AQUA pasti terjamin.[4]

Untuk memastikan kemurnian dan keamanan produk untuk dikonsumsi, proses produksi pun dilakukan dengan standard higienis yang tinggi, memastikan tidak ada campur tangan manusia dalam prosesnya. Sehingga, keamanan dan kebersihan air AQUA pasti terjamin, sampai kepada tangan konsumen.

  1. https://www.sarihusada.co.id/Nutrisi-Untuk-Bangsa/Kesehatan/Umum/Syarat-syarat-Air-Bersih
  2. http://www.indonesian-publichealth.com/persyaratan-kualitas-baku-air-minum/
  3. http://www.indonesian-publichealth.com/indikator-kualitas-biologis-air-bersih/
  4. https://www.sehataqua.co.id/cara-memilih-air-minum-terbaik-untuk-dikonsumsi-setiap-hari/

Related posts

Leave a Reply